Laporan hasil observasi
KONDISI PENJUALAN MOBIL SEBELUM DAN PASCA COVID 19
Industri otomotif menjadi salah satu sektor industri yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19, terlihat dengan pertumbuhan dengan kontraksi terdalam Pada tahun 2020, penjualan mobil turun hampir setengah dari penjualan tahun sebelumnya (penjualan mobil turun 48,3%). Penurunan kinerja industri otomotif yang ditunjukkan dengan turunnya penjualan akan berdampak pada penurunan pendapatan pabrikan otomotif, penurunan pembelian bahan baku dan bahan penolong, penurunan pembayaran pajak (PPN), penurunan produksi, pendapatan serta buruh.
Kebangkitan industri otomotif tahun depan juga akan ditentukan oleh seberapa besar pemulihan sektor riil yang diharapkan mendongkrak juga dibutuhkan strategi kebijakan pemulihan yang efektif agar industri otomotif bisa bangkit kembali setidaknya seperti masa sebelum masa pandemi sebagian kalangan Pada timbul kekhawatiran bahwa produksi kendaraan global, khususnya mobil, tidak akan menyamai level tahun 2019 lagi. hingga tahun 2023, sehingga akan menghasilkan kompetisi yang ketat dan membuat sebagian produsen mobil gulung tikar. Selain itu, pandemi COVID-19 telah menyebabkan terjadinya penundaan berbagai peluncuran teknologi baru di sektor otomotif (oleh lebih dari 75% produsen). Namun di lain pihak pandemi COVID-19 juga mempercepat investasi sektor otomotif untuk jenis kendaraan alat angkut, listrik dan hybrid baterai terkait dengan prospek industri otomotif di tahun-tahun mendatang, terdapat beberapa peluang dan tantangan yang perlu diperhatikan agar industri otomotif bisa bangkit kembali.
- Kondisi penjualan warehouse sebelum pandemic covid-19
Kondisi penjualan terbilang setabil dapat dilihat dari grafik penjualan diatas walaupun lebih rendag 10% dari tahun 2018 kodisi penjualan di tahun 2019 selama 1 priode mencapai 1.030.126 unit.
- Kondisi penjualan warehouse pasca covid-19
Kondisi penjualan warehouse otomotif setelah adanya wabah covid-19 turun derastis dapat dilihat dari grafik penjualan diatas, pada bulan april 2020 hanya dapat menjual sebanyak 7.868 unit mobil dan puncaknya di bulan mei setelah dilakuakannya pembatasan social bersekala besar (PSBB) penjualan mobil terendah hanya mencapai 5.551 unit. Dibulan selanjutnya industri otomotif mulai bangkit dengan pesat di tengah hantaman dampak pandemi covid-19. Hal ini terlihat dari pertumbuhan industri alat angkutan yang mencapai 27,84% pada triwulan III tahun 2021.
"Pertumbuhan dua digit ini dicetak oleh industri alat angkutan selama dua triwulan berturut-turut. Saya mengapresiasi sektor ini sangat kencang pertumbuhannya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (11/11).
Menperin juga menyebutkan, angka penjualan dari industri otomotif ikut melesat. Pada perode Januari-September 2021, penjualan ritel mencapai 600.344 unit atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 407.390 unit.
”Kenaikan yang sangat besar ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang on the right track,” tegasnya. Industri otomotif mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional, sehingga menjadi sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Potensi industri otomotif saat ini, didukung oleh 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan total nilai investasi telah mencapai Rp71,35 triliun.
Komentar
Posting Komentar